Minggu, 18 Desember 2011

Reformasi Otak

Reformasi otak akan mentransformasi anda menjadi mahasiswa yang cerdas secara spiritual, emosional, sosial, dan secara kinestetis. Bila Anda berazam mengoptimalkannya, maka menjadilah Anda mahasiswa cerdas dan berdaya saing tinggi dengan ciri-ciri: berkepribadian unggul dan suka akan keunggulan, bersemangat juang tinggi, pantang menyerah, mandiri, pembangun dan pembina jejaring (network), bersahabat dengan perubahan, inovatif dan menjadi pelaku perubahan, produktif, sadar mutu, berorientasi global, dan pembelajar sepanjang hayat.
Pemberontakan Anda belum bisa disebut berhasil sebelum membawa kepada revolusi berfikir melalui reformasi otak yang mendemontrasikan optimalnya enam kecerdasan yang masih tidur dalam diri Anda, yaitu kecerdasan matematis, lingustik, kreativitas, kapasitas emosi, nuansa spiritual, dan hubungan sosial. Dua kecerdasan pertama bersemayam di belakang otak kiri Anda yang setiap semester Anda baca melalui Indeks Prestasi (IP) atau kecerdasan rapor yang lebih merujuk kepada kepintaran anda (IQ). Kecerdasan ini hanya memberikan kontribusi sekitar 4 persen kesuksesan Anda dalam hidup. Empat kecerdasan lainnya bersemayam dalam otak kanan Anda (kecerdasan emosional, EQ dan kecerdasan spiritual, SQ) justru 96 persen menentukan kesuksesan Anda dalam kehidupan selepas kuliah.
Hasil suvei Lembaga Ketenagakerjaan Amerika Serikat (NACE, 2005) memperlihatkan bahwa Prestasi Akademik (IP/Rapor/UN) menduduki peringkat 17 dari 20 keterampilan yang menentukan kesuksesan dalam kehidupan dunia kerja. Reformasi otak akan menentukan kemampuan anda belajar sebagaimana mestinya belajar untuk mengoptimalkan pontensi dahsyat dalam diri Anda. Dan itu baru berhasil jika visi kuliah Anda tidak semata-mata mengejar IP/IPK yang terekam dalam ijazah, lengkap dengan gelar akademik yang selalu Anda banggakan.
Kuliah itu adalah 10 persen apa yang Andah raih (pikiran sadar), tetapi 90 persen bagaimana Anda memandangnya (pikiran bawah sadar). Sebelum Anda mereformasi cara belajar melalui berfikir, maka Anda belum bisa disebut mahasiswa sukses dalam akademik. Mahasiswaku yang dahsyat, reformasi otak harus dimulai dari upaya memahami siapa diri Anda sesungguhnya. Anda dalah aset bangsa yang memiliki potensi dahsyat untuk menjadi Mahasiswa Kelas Dunia (MKD).
Oleh sebab itu, belajarlah secara konsisten dengan bekerja keras untuk menguasai keterampilan-keterampilan baru dan mengubah takdir Tuhan yang ditentukan berdasarkan usaha tertentu (Qadla). Tidak perlu minder dari ceruk kampung mana Anda berasal, kaya atau miskin kah orangtua Anda. Para peraih prestasi bukan saja ulet, melainkan juga pekerja keras yang percaya kepada diri sendiri. Dalam kondisi ekstrim, seseorang dapat memunculkan kekuatan super yang dapat mengubah mahasiswa kurang beprestasi menjadi mahasiswa pekerja keras yang tiba-tiba menonjol prestasi belajarnya. Fenomena ini terkait langsung dengan cara kerja gen yang ekspresinya dapat berubah terhadap lingkungan baru tergantung dari sikap Anda dalam memaknai apa makna kuliah itu sesungguhnya. Setiap kilogram berat badan Anda mengandung sekitar 1 triliun sel. Setiap sel mengandung gen yang sama. Terdapat sekitar 70 triliun kombinasi gen yang mungkin terjadi dalam diri Anda. Dari jumlah itu, Kazuo Murakami (2007) memprediksi baru sekitar 5-10 persen dari total gen kita yang bekerja.
Akan tetapi bukan jumlah neuron yang menentukan kecerdasan Anda melainkan jumlah neuron yang tersambung (synaps) alias jembatan berfikir. 100 miliar neuron Anda mampu merakit 100 triliun synaps (bandingkan dengan jumlah APBD Riau). Itu artinya melebihi jumlah galaksi alam semesta. Jika panjang 1 neuron = 10 mikron, maka panjang 1 miliar neuron = 1 kilometer. Maka panjang 100 miliar neuron lebih panjang dari jalan terpanjang di dunia atau lebih tinggi dari gedung tertinggi di dunia (Menara Burj Dubai 647 meter) atau lebih panjang dari keliling planet bumi kita. Jika setiap neuron butuh 1 detik untuk menelusurinya, maka bayangkan untuk 100 miliar neuron, apakah tidak jauh lebih besar dari ukuran raksasa yang pernah Anda tahu?
Pemborosan yang paling besar adalah di tanah pekuburan karena Anda mati sebelum dapat mengoptimalkan seluruh potensi. Nah, kawanku, selamat menapak di kampus Perguruan Tinggi, Selamat mereformasi diri sendiri melalui falsafah belajar sampai mati. Selepas itu bolehlah memekik kepada dunia: “Viva Mahasiswa!”. ***
By : AER (TK 2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar