Minggu, 18 Desember 2011

Belajar dari sang Elang

Elang merupakan jenis unggas yg mempunyai umur paling panjang di Dunia. Elang bisa mencapai umur 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur sepanjang itu, sang Elang harus menentukan keputusan besar dan berat dalam hidupnya pada  umurnya yang ke-40 tahun.

Ketika sang Elang mencapai umur 40 thn, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati suatu proses yang sangat menyakitkan dalam hidupnya yakni proses transformasi tubuh yang  berdarah-darah. Pada saat inilah seekor Elang harus menentukan pilihan untuk melewati suatu proses transformasi tubuh yang berdarah-darah itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.
Pada umur 40 thn, Sang Elang sudah tidak segagah dan seperkasa ketika umurnya masih muda. Paruh sang Elang sudah sangat bengkok dan panjang hingga hampir mencapai lehernya sehingga ia akan sulit untuk makan. Cakar-cakarnya pun sudah menua, tidak tajam lagi. Bulu-bulu pada tubuhnya juga sangat tebal dan lebat, termasuk bulu-bulu pada sayapnya sehingga ini akan menyulitkannya ketika terbang. Pada saat itulah, si Elang dihadapkan pada dua pilihan : menunggu detik-detik kematiannya atau mengalami suatu proses transformasi tubuh yang menyakitkan, berdarah-darah selama sekitar 150 hari.
Bila sang Elang memutuskan utk melewati proses transformasi tubuh yang menyakitkan sekaligus berdarah-darah itu maka ia harus terbang tinggi mencapai puncak gunung dan membangun sarang disana di tepi jurang. Sang Elang tinggal di sarang itu untuk melakukan transformasi tubuhnya yang sangat menyakitkan dalam hidupnya itu selama sekitar 5 bulanan. Langkah pertama yang harus dilakukan Sang Elang selama prosesi transformasi tubuh berlangsung yaitu  mematuk-matukkan paruhnya ke bebatuan sampai berdarah-darah dan akhirnya paruhnya terlepas. Setelah beberapa lama, paruh barunya akan tumbuh. Dengan paruh barunya ini, si Elang melanjutkan prosesi berdarah-darahnya lagi yaitu mencabuti cakar-cakarnya satu persatu sampai semua cakarnya terlepas, setelah beberapa lama cakar-cakar barunya pun tumbuh dan kemudian dilanjutkan dengan mencabuti bulu-bulu di sekujur tubuhnya satu persatu, lagi..tubuh Sang Elang berdarah-darah dan setelah bulu-bulunya tercabuti ia harus bersabar menunggu sampai tumbuh bulu-bulu barunya selama beberapa lama di sarangnya tersebut.
Setelah melewati serangkaian proses yang sangat menyakitkan dan berdarah-darah tersebut, dengan bulu- paruh-cakar barunya sang Elang mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh semangat!
Setiap kita tentu punya harapan, keinginan dan  impian. Namun semua itu tentu tak akan dengan mudahnya kita dapatkan tanpa adanya usaha untuk meraihnya. Bahkan tak jarang, untuk mewujudkan mimpi, harapan dan keinginan itu dibutuhkan pejuangan yang tidak mudah, pengorbanan yang tidak sedikit, keprihatinan hidup untuk waktu yang tidak sebentar,serta kesabaran dan keikhlasan hati selama mengikhtiarinya.
Dalam hidup ini, tak jarang kita harus mengambil suatu keputusan besar untuk menuju kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. kita harus berani dan rela meninggalkan kebiasaan2 yang kurang baik untuk mewujudkan kualitas diri yang lebih berbobot dan dalam rangka perwujudan dari harapan2 itu.
"Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS. Ar-Ra'd : 11)
Dan ...
Tantangan terbesar untuk berubah adalah diri kita sendiri.
*Selamat Berjuang kawan.....:)

4 komentar:

  1. kenapa kita harus terjatuh?
    agar kita belajar untuk bangkit...kira2 seperti itu maksud dari artikel ini...

    BalasHapus
  2. Mbak artikelnya bener-bener bisa menyentuh aku, bagus banged mbak makna dari artikel ini...

    BalasHapus
  3. mbak, sebelumnya aku mau tanya. kan Si Elang mematuk-matukkan paruhnya sampai terlepas terlebih dahulu sebelum mencabuti bulunya. Lah kok bisa? trus cabut bulunya pake apa? selama 5 bulan apa gak makan? trus apa gak dimakan penggurai tuh badannya?
    artikelnya bagus, hasil tidak akan didapatkan jika tidak ada proses. Proses tidak akan berjalan jika tidak ada niat. Niat tidak akan terlaksana jika tidak ada motivasi. Motivasi tidak akan muncul jika tidak ada tujuan. Tujuan tidak akan tercapai jika tidak berani mengambil keputusan.Keputusan akan sia-sia jika tidak ada pemikiran yang matang.Seiring berjalanya waktu menguji kesabaran dan keikhlasan. maka akan menemukan kebenaran. Bukan hanya kata-kata, namun juga bermakna. Cieee....

    BalasHapus
  4. Membaca artikel ini pemikiran saya langsung tertuju kepada binatang melata yaitu ULAR. Cerita yang dialami oleh ular bisa dikatakan sama. Untuk menambah umurnya ular juga mengganti kulitnya. kalo bahasa jawanya "Nglungsungi". selama melakukan aksi ini ular memang semedi artinya tidak makan atau bersembunyi dari keramaian sama seperti Elang. Ular menggosok-gosokkan kulitnya ke batu untuk mengelupas kulitnya. bisa kita bayangkan betapa sakitnya kulit kita di gosokkan ke batu hingga mengelupas. Wah kita perlu belajar banyak dari hewan dalam mengarungi perjalanan hidup ini. Semangat ^_^

    BalasHapus