Minggu, 18 Desember 2011

Fiber Optik

Sistem Komunikasi Serat Optik
Pendahuluan
Perkembangan dan penerapan teknologi telekomunikasi dunia yang berkembang dengan cepat, secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan sistem telekomunikasi Indonesia. Beroperasinya satelit telekomunikasi Palapa dan kemudian pemakaian SKSO (Sistem Komunikasi Serat Optik) di Indonesia merupakan bukti bahwa Indonesia juga mengikuti dan mempergunakan teknologi ini di bidang telekomunikasi.
Tidak disangkal lagi bahwa serat optik akan memberikan kemungkinan yang lebih baik bagi jaringan telekomunikasi. Serat optik adalah salah satu media transmisi yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Berlainan dengan media transmisi lainnya, maka pada serat optik gelombang pembawanya tidak merupakan gelombang elektromagnet atau listrik, akan tetapi merupakan sinar/cahaya laser.
Sistem telekomunikasi ini sebenarnya sudah diteliti sejak lama, tetapi karena banyaknya kesulitan atau hambatan yang timbul terutama di dalam usaha menghilangkan kotoran dalam pembuatan serat optik. Kotoran di dalam serat optik dapat mengakibatkan rugi-rugi transmisi dan dispersi yang tidak sempurna.
Sebagaimana namanya maka serat optik dibuat dari gelas silika dengan penampang berbentuk lingkaran atau bentuk-bentuk lainnya. Pembuatan serat optik dilakukan dengan cara menarik bahan gelas kental-cair sehingga dapat diperoleh serabut/serat gelas dengan penampang tertentu. Proses ini dikerjakan dalam keadaan bahan gelas yang panas. Yang terpenting dalam pembuatan serat optik adalah menjaga agar perbandingan relatif antara bermacam lapisan tidak berubah sebagai akibat tarikan. Proses pembungkusan seperti pemberian bahan pelindung atau proses pembuatan satu ikat kabel yang terdiri atas beberapa buah hingga ratusan kabel pengerjaannya tidak berbeda dengan pembuatan kabel biasa.

Keunggulan Transmisi Serat Optik

Sistem transmisi serat optik ini dibandingkan dengan teknologi transmisi yang lain mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :
  1. Redaman transmisi yang kecil.
  2.   Sistem telekomunikasi serat optik mempunyai redaman transmisi per km relatif kecil dibandingkan dengan transmisi lainnya, seperti kabel coaxial ataupun kabel PCM. Ini berarti serat optik sangat sesuai untuk dipergunakan pada telekomunikasi jarak jauh, sebab hanya membutuhkan repeater yang jumlahnya lebih sedikit.  
  3. Bidang frekuensi yang lebar
  4.   Secara teoritis serat optik dapat dipergunakan dengan kecepatan yang tinggi, hingga mencapai beberapa Gigabit/detik. Dengan demikian sistem ini dapat dipergunakan untuk membawa sinyal informasi dalam jumlah yang besar hanya dalam satu buah serat optik yang halus.  
  5. Ukurannya kecil dan ringan
  6.   Dengan demikian sangat memudahkan pengangkutan pemasangan di lokasi. Misalnya dapat dipasang dengan kabel lama, tanpa harus membuat lubang polongan yang baru.  
  7. Tidak ada interferensi
  8.   Hal ini disebabkan sistem transmisi serat optik mempergunakan sinar/cahaya laser sebagai gelombang pembawanya. Sebagai akibatnya akan bebas dari cakap silang (cross talk) yang sering terjadi pada kabel biasa. Atau dengan perkataan lain kualitas transmisi atau telekomunikasi yang dihasilkan lebih baik dibandingkan transmisi dengan kabel. Dengan tidak terjadinya interferensi akan memungkinkan kabel serat optik dipasang pada jaringan tenaga listrik tegangan tinggi (high voltage) tanpa khawatir adanya gangguan yang disebabkan oleh tegangan tinggi.  
  9. Kelebihan lain, antara lain
Adanya isolasi antara pengirim (transmitter) dan penerimanya (receiver), tidak ada ground loop serta tidak akan terjadi hubungan api pada saat kontak atau terputusnya serat optik. Dengan demikian sangat aman dipasang di tempat-tempat yang mudah terbakar. Seperti pada industri minyak, kimia, dan sebagainya.
 
 

Kabel Coaxial Kabel Serat Optik
Delay 0.005 ms/km 0.048 ms/km
Keamanan - aman dari penyadapan
- tidak dapat di jamming
- aman dari penyadapan
- tidak dapat di jamming
Penambahan kanal
Kapasitas kanal
Transmisi TV
Broadcast
Transmisi data
Umur sistem
MTBF
memasang kabel baru
sedang-besar
baik, tidak ekonomis
tidak dapat
baik, tidak praktis
lebih dari 25 tahun
± 10 tahun
memasang kabel baru
sedang-besar sekali
baik dan ekonomis
tidak dapat
baiksekali
lebih dari 25 tahun
± 10 tahun

Prinsip Kerja Transmisi pada Serat Optik

Berlainan dengan telekomunikasi yang mempergunakan gelombang elektromagnet maka pada serat optik gelombang cahayalah yang bertugas membawa sinyal informasi. Pertama-tama microphone merubah sinyal suara menjadi sinyal listrik. Kemudian sinyal listrik ini dibawa oleh gelombang pembawa cahaya melalui serat optik dari pengirim (transmitter) menuju alat penerima (receiver) yang terletak pada ujung lainnya dari serat. Modulasi gelombang cahaya ini dapat dilakukan dengan merubah sinyal listrik termodulasi menjadi gelombang cahaya pada transmitter dan kemudian merubahnya kembali menjadi sinyal listrik pada receiver. Pada receiver sinyal listrik dapat dirubah kembali menjadi gelombang suara. Tugas untuk merubah sinyal listrik ke gelombang cahaya atau kebalikannya dapat dilakukan oleh komponen elektronik yang dikenal dengan nama komponen optoelectronic pada setiap ujung serat optik.
Dalam perjalanannya dari transmitter menuju ke receiver akan terjadi redaman cahaya di sepanjang kabel serat optik dan konektor-konektornya (sambungan). Karena itu bila jarak ini terlalu jauh akan diperlukan sebuah atau beberapa repeater yang bertugas untuk memperkuat gelombang cahaya yang telah mengalami redaman.

Jenis Serat Optik

Berdasarkan sifat karakteristiknya maka jenis serat optik secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
  1. Multimode
  2.   Pada jenis serat optik ini penjalaran cahaya dari satu ujung ke ujung lainnya terjadi dengan melalui beberapa lintasan cahaya, karena itu disebut multimode. Diameter inti (core) sesuai dengan rekomendasi dari CCITT G.651 sebesar 50 m m dan dilapisi oleh jaket selubung (cladding) dengan diameter 125 m m. Sedangkan berdasarkan susunan index biasnya serat optik multimode memiliki dua profil yaitu graded index dan step index. Pada serat graded index, serat optik mempunyai index bias cahaya yang merupakan fungsi dari jarak terhadap sumbu/poros serat optik. Dengan demikian cahaya yang menjalar melalui beberapa lintasan pada akhirnya akan sampai pada ujung lainnya pada waktu yang bersamaan. Berlainan dengan graded index, maka pada serat optik step index (mempunyai index bias cahaya sama) sinar yang menjalar pada sumbu akan sampai pada ujung lainnya dahulu (dispersi) Hal ini dapat terjadi karena lintasan yang melalui poros lebih pendek dibandingkan sinar yang mengalami pemantulan pada dinding serat optik. Sebagai hasilnya terjadi pelebaran pulsa atau dengan kata lain mengurangi lebar bidang frekuensi. Oleh karena itu secara praktis hanya serat optik graded index sajalah yang dipergunakan sebagai saluran transmisi serat optik multimode.    
  3. Single Mode
Serat optik single mode/monomode mempunyai diameter inti (core) yang sangat kecil 3 – 10 m m, sehingga hanya satu berkas cahaya saja yang dapat melaluinya. Oleh karena hanya satu berkas cahaya maka tidak ada pengaruh index bias terhadap perjalanan cahaya atau pengaruh perbedaan waktu sampainya cahaya dari ujung satu sampai ke ujung yang lainnya (tidak terjadi dispersi). Dengan demikian serat optik singlemode sering dipergunakan pada sistem transmisi serat optik jarak jauh atau luar kota (long haul transmission system). Sedangkan graded index dipergunakan untuk jaringan telekomunikasi lokal (local network).
 
Bit rate
( Mbit/dt )
Jarak repeater
multimode
Jarak repeater
singlemode
140
280
420
565
30
20
15
10
50
35
33
31
Tim Elektron HME-ITB
elektron@hme.ee.itb.ac.id

Nanoteknologi

Nanoteknologi, bikin ramuan herbal makin joss
Selasa, 15 November 2011

Kecanggihan teknologi jika disinergikan dengan kebutuhan hidup sehari-hari bisa membuat banyak hal makin bermanfaat. Salah satunya adalah pemanfaatan teknologi nano, yang juga sudah dikuasai oleh para ilmuwan Indonesia, di antaranya peneliti Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Nurul Taufiqu Rochman.
Bahkan Nurul kini mengaku “kebanjiran” pesanan dari kalangan industri untuk membuatkan kosmetik, pupuk, bahan polimer, suplemen makanan hingga ramuan herbal berteknologi nano. Nano adalah satuan panjang sebesar sepertriliun meter (1 nm=10-9m). Ukuran tersebut 1.000 kali lebih kecil dari diameter rambut manusia.
“Sekarang ini banyak permintaan nanoherbal dari kalangan industri, misalnya nanokopi dengan ramuan penambah stamina dari tanaman purwaceng dan pasak bumi,” kata Dr Nurul Taufiqu Rochman di sela Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) ke-10 di Jakarta, pekan lalu. Bahan herbal yang diolah menjadi seukuran nano (10 pangkat minus sembilan) jauh lebih mudah terserap ke dalam tubuh sehingga efeknya lebih baik dibanding tanpa teknologi nano, ujar Nurul yang juga memamerkan produknya di salah satu gerai LIPI Expo yang digelar bersama KIPNAS.
Peralatan pembuat bahan herbal seukuran nano ini, lanjut dia, merupakan pengembangan dari peralatan penghancur material yang ia temukan sebelumnya kemudian ditingkatkan kemampuannya dengan putaran mesin yang sangat tinggi serta tekanan dan suhu yang terkontrol.
Sebelumnya Nurul telah menciptakan sejumlah peralatan penghancur material menjadi seukuran nano dimana material yang dihancurkan antara lain mineral berupa Zinc Oksida (ZnO), Magnesium Oksida (MnO), Besi Oksida (Fe2O3), hingga Silikon Oksida (SiO2). “Mineral-mineral ini digunakan untuk sejumlah keperluan pasar, contohnya kosmetik (krim pelembab dan krim tabir surya – red) yang sudah diproduksi secara massal oleh suatu perusahaan kosmetik,” ujarnya sambil menambahkan bahwa selama ini bahan nanoteknologi selalu diimpor.
Zinc Oksida nanonya, ujar Nurul, juga telah diuji di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya untuk membuat semen tambal gigi yang hasilnya memuaskan, demikian pula pupuk berbahan MgO nano sudah diuji penyerapannya di tanaman. Ada pula bahan polimer untuk peralatan dapur antibakteri yang masih diuji.
Lulusan S1, S2 maupun S3 dari Kagoshima University Jepang ini memang gigih mencoba-coba dan mencari-cari cara membuat peralatan penghancur materi ke bentuk nano yang mampu “menanokan” materi hanya dalam waktu singkat dan sesuai kebutuhan riset. “Kalau pakai alat penghancur dari luar negeri untuk membuat partikel nano seberat 500 gram butuh waktu hingga 500 jam, tapi dengan teknologi ini dalam waktu 18-20 jam sudah tercipta partikel nano, misalnya besi oksida 20 gram,” katanya ketika diminta menjelaskan temuan sebelumnya.
Selain membuat alatnya, Nurul juga membuatkan materinya, antara lain material besi menjadi serbuk nano yang kemudian dibentuk menjadi nanowire (kawat nano), nanotube (pipa nano) dan nanorod (batang nano) yang berpotensi 300 kali kekuatan besi dan cukup banyak diperlukan di dunia industri. “Harga partikel yang sudah berbentuk nano ini berlipat-lipat dibanding material aslinya,” tambah Ketua Masyarakat Nanoteknologi Indonesia (MNI) itu.
Ia menjelaskan, nanoteknologi saat ini merupakan teknologi yang menjadi perhatian dunia dan terus diriset. Bentuk pipa partikel nano dari bismut mangaan misalnya biasa dipakai untuk “memory chip” dengan kapasitas selevel terrabyte. Selama ini, lanjut dia, jika memerlukan partikel nano untuk penelitian, lembaga riset di Indonesia harus ke luar negeri karena ketiadaan alat pemroses partikel nano.
“Untuk membuat bentuk partikel nano yang fungsional kita harus mencoba berkali-kali, saya sendiri ketika mencari bentuk pipa, sampai 200 kali bereksperimen dengan alat ini,” kata pemilik banyak paten di bidang nanoteknologi ini. Pembuatan alat yang telah dimulainya sejak 2005 ini juga ditemukannya secara tidak sengaja setelah berkali-kali mencoba dengan modal sekitar Rp30 juta, ujar peneliti yang beberapa kali mendapat hibah Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) itu.
“Saya punya alat yang besar hingga kecil. Saya sendiri kaget, alat saya yang sederhana ini saja sudah bisa membuat partikel nanowire, nanotube atau nanorod. Di negara maju alat pembuat partikel nano semacam ini berteknologi canggih dan harganya ratusan juta rupiah,” kata Nurul pula.
Alat penghancur materinya itu juga sudah dilirik lembaga riset negara-negara lain seperti Jepang, Malaysia, Singapura dan lainnya. Namun sayangnya ia belum berminat mematenkan lagi beberapa peralatan terbarunya itu. Nurul telah banyak memperoleh penghargaan antara lain sebagai Peneliti Muda Terbaik pada 2004 dari LIPI, Adhidarma Profesi Award (2005) dari Persatuan Insinyur Indonesia, The Best Idea and Innovation Award (2005) dari Majalah Swa dan penghargaan lainnya.
Solo Pos, 14 November 2011
» Kontak : Nurul Taufiqu Rochman

Belajar dari sang Elang

Elang merupakan jenis unggas yg mempunyai umur paling panjang di Dunia. Elang bisa mencapai umur 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur sepanjang itu, sang Elang harus menentukan keputusan besar dan berat dalam hidupnya pada  umurnya yang ke-40 tahun.

Ketika sang Elang mencapai umur 40 thn, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati suatu proses yang sangat menyakitkan dalam hidupnya yakni proses transformasi tubuh yang  berdarah-darah. Pada saat inilah seekor Elang harus menentukan pilihan untuk melewati suatu proses transformasi tubuh yang berdarah-darah itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.
Pada umur 40 thn, Sang Elang sudah tidak segagah dan seperkasa ketika umurnya masih muda. Paruh sang Elang sudah sangat bengkok dan panjang hingga hampir mencapai lehernya sehingga ia akan sulit untuk makan. Cakar-cakarnya pun sudah menua, tidak tajam lagi. Bulu-bulu pada tubuhnya juga sangat tebal dan lebat, termasuk bulu-bulu pada sayapnya sehingga ini akan menyulitkannya ketika terbang. Pada saat itulah, si Elang dihadapkan pada dua pilihan : menunggu detik-detik kematiannya atau mengalami suatu proses transformasi tubuh yang menyakitkan, berdarah-darah selama sekitar 150 hari.
Bila sang Elang memutuskan utk melewati proses transformasi tubuh yang menyakitkan sekaligus berdarah-darah itu maka ia harus terbang tinggi mencapai puncak gunung dan membangun sarang disana di tepi jurang. Sang Elang tinggal di sarang itu untuk melakukan transformasi tubuhnya yang sangat menyakitkan dalam hidupnya itu selama sekitar 5 bulanan. Langkah pertama yang harus dilakukan Sang Elang selama prosesi transformasi tubuh berlangsung yaitu  mematuk-matukkan paruhnya ke bebatuan sampai berdarah-darah dan akhirnya paruhnya terlepas. Setelah beberapa lama, paruh barunya akan tumbuh. Dengan paruh barunya ini, si Elang melanjutkan prosesi berdarah-darahnya lagi yaitu mencabuti cakar-cakarnya satu persatu sampai semua cakarnya terlepas, setelah beberapa lama cakar-cakar barunya pun tumbuh dan kemudian dilanjutkan dengan mencabuti bulu-bulu di sekujur tubuhnya satu persatu, lagi..tubuh Sang Elang berdarah-darah dan setelah bulu-bulunya tercabuti ia harus bersabar menunggu sampai tumbuh bulu-bulu barunya selama beberapa lama di sarangnya tersebut.
Setelah melewati serangkaian proses yang sangat menyakitkan dan berdarah-darah tersebut, dengan bulu- paruh-cakar barunya sang Elang mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh semangat!
Setiap kita tentu punya harapan, keinginan dan  impian. Namun semua itu tentu tak akan dengan mudahnya kita dapatkan tanpa adanya usaha untuk meraihnya. Bahkan tak jarang, untuk mewujudkan mimpi, harapan dan keinginan itu dibutuhkan pejuangan yang tidak mudah, pengorbanan yang tidak sedikit, keprihatinan hidup untuk waktu yang tidak sebentar,serta kesabaran dan keikhlasan hati selama mengikhtiarinya.
Dalam hidup ini, tak jarang kita harus mengambil suatu keputusan besar untuk menuju kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. kita harus berani dan rela meninggalkan kebiasaan2 yang kurang baik untuk mewujudkan kualitas diri yang lebih berbobot dan dalam rangka perwujudan dari harapan2 itu.
"Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS. Ar-Ra'd : 11)
Dan ...
Tantangan terbesar untuk berubah adalah diri kita sendiri.
*Selamat Berjuang kawan.....:)

Reformasi Otak

Reformasi otak akan mentransformasi anda menjadi mahasiswa yang cerdas secara spiritual, emosional, sosial, dan secara kinestetis. Bila Anda berazam mengoptimalkannya, maka menjadilah Anda mahasiswa cerdas dan berdaya saing tinggi dengan ciri-ciri: berkepribadian unggul dan suka akan keunggulan, bersemangat juang tinggi, pantang menyerah, mandiri, pembangun dan pembina jejaring (network), bersahabat dengan perubahan, inovatif dan menjadi pelaku perubahan, produktif, sadar mutu, berorientasi global, dan pembelajar sepanjang hayat.
Pemberontakan Anda belum bisa disebut berhasil sebelum membawa kepada revolusi berfikir melalui reformasi otak yang mendemontrasikan optimalnya enam kecerdasan yang masih tidur dalam diri Anda, yaitu kecerdasan matematis, lingustik, kreativitas, kapasitas emosi, nuansa spiritual, dan hubungan sosial. Dua kecerdasan pertama bersemayam di belakang otak kiri Anda yang setiap semester Anda baca melalui Indeks Prestasi (IP) atau kecerdasan rapor yang lebih merujuk kepada kepintaran anda (IQ). Kecerdasan ini hanya memberikan kontribusi sekitar 4 persen kesuksesan Anda dalam hidup. Empat kecerdasan lainnya bersemayam dalam otak kanan Anda (kecerdasan emosional, EQ dan kecerdasan spiritual, SQ) justru 96 persen menentukan kesuksesan Anda dalam kehidupan selepas kuliah.
Hasil suvei Lembaga Ketenagakerjaan Amerika Serikat (NACE, 2005) memperlihatkan bahwa Prestasi Akademik (IP/Rapor/UN) menduduki peringkat 17 dari 20 keterampilan yang menentukan kesuksesan dalam kehidupan dunia kerja. Reformasi otak akan menentukan kemampuan anda belajar sebagaimana mestinya belajar untuk mengoptimalkan pontensi dahsyat dalam diri Anda. Dan itu baru berhasil jika visi kuliah Anda tidak semata-mata mengejar IP/IPK yang terekam dalam ijazah, lengkap dengan gelar akademik yang selalu Anda banggakan.
Kuliah itu adalah 10 persen apa yang Andah raih (pikiran sadar), tetapi 90 persen bagaimana Anda memandangnya (pikiran bawah sadar). Sebelum Anda mereformasi cara belajar melalui berfikir, maka Anda belum bisa disebut mahasiswa sukses dalam akademik. Mahasiswaku yang dahsyat, reformasi otak harus dimulai dari upaya memahami siapa diri Anda sesungguhnya. Anda dalah aset bangsa yang memiliki potensi dahsyat untuk menjadi Mahasiswa Kelas Dunia (MKD).
Oleh sebab itu, belajarlah secara konsisten dengan bekerja keras untuk menguasai keterampilan-keterampilan baru dan mengubah takdir Tuhan yang ditentukan berdasarkan usaha tertentu (Qadla). Tidak perlu minder dari ceruk kampung mana Anda berasal, kaya atau miskin kah orangtua Anda. Para peraih prestasi bukan saja ulet, melainkan juga pekerja keras yang percaya kepada diri sendiri. Dalam kondisi ekstrim, seseorang dapat memunculkan kekuatan super yang dapat mengubah mahasiswa kurang beprestasi menjadi mahasiswa pekerja keras yang tiba-tiba menonjol prestasi belajarnya. Fenomena ini terkait langsung dengan cara kerja gen yang ekspresinya dapat berubah terhadap lingkungan baru tergantung dari sikap Anda dalam memaknai apa makna kuliah itu sesungguhnya. Setiap kilogram berat badan Anda mengandung sekitar 1 triliun sel. Setiap sel mengandung gen yang sama. Terdapat sekitar 70 triliun kombinasi gen yang mungkin terjadi dalam diri Anda. Dari jumlah itu, Kazuo Murakami (2007) memprediksi baru sekitar 5-10 persen dari total gen kita yang bekerja.
Akan tetapi bukan jumlah neuron yang menentukan kecerdasan Anda melainkan jumlah neuron yang tersambung (synaps) alias jembatan berfikir. 100 miliar neuron Anda mampu merakit 100 triliun synaps (bandingkan dengan jumlah APBD Riau). Itu artinya melebihi jumlah galaksi alam semesta. Jika panjang 1 neuron = 10 mikron, maka panjang 1 miliar neuron = 1 kilometer. Maka panjang 100 miliar neuron lebih panjang dari jalan terpanjang di dunia atau lebih tinggi dari gedung tertinggi di dunia (Menara Burj Dubai 647 meter) atau lebih panjang dari keliling planet bumi kita. Jika setiap neuron butuh 1 detik untuk menelusurinya, maka bayangkan untuk 100 miliar neuron, apakah tidak jauh lebih besar dari ukuran raksasa yang pernah Anda tahu?
Pemborosan yang paling besar adalah di tanah pekuburan karena Anda mati sebelum dapat mengoptimalkan seluruh potensi. Nah, kawanku, selamat menapak di kampus Perguruan Tinggi, Selamat mereformasi diri sendiri melalui falsafah belajar sampai mati. Selepas itu bolehlah memekik kepada dunia: “Viva Mahasiswa!”. ***
By : AER (TK 2006)

Selasa, 15 November 2011

Semikonduktor

Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara insulator dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah penghantar listrik. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai insulator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan besifat sebagai konduktor. Bahan semikonduksi yang sering digunakan adalah silikon, germanium, dan gallium arsenide.
Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktansinya yang dapat diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut pendonor elektron). Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah sifat elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopan.
Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya dengan faktor lebih besar dari satu milyar.Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya, polycrystalline silicon didop-berat seringkali digunakan sebagai pengganti logam.